-------------------------------------------------

-------------------------------------------------

Fungsi Kalium Bagi Tanaman

Kalium merupakan unsur ketiga yang penting setelah N dan P. Kalium berfungsi antara lain untuk meningkatkan proses fotosintesis, mengefisienkan penggunaan air, mempertahankan turgor, membentuk batang yang lebih kuat, sebagai aktivator bermacam sistem enzim, memperkuat perakaran sehingga tanaman lebih tahan rebah dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Meskipun pada kenyataannya total K yang diserap oleh tanaman lebih besar daripada N maupun P, namun demikian perhatian mengenai kalium sampai saat ini masih kurang dibandingkan kedua unsur tersebut.



Sebelum tahun 70-an pemupukan K tidak dimasukkan dalam paket program BIMAS maupun INMAS. Penggunaan pupuk K baru dimulai dengan adanya program INSUS dan SUPRA INSUS yang dimulai pada tahun 1977. Mengingat dinamika keseimbangan K dalam tanah yang cepat dan sumbangan K dalam air irigasi yang cukup tinggi (sekitar 2,24 –2,59 me/100g) maka dosis pemupukan K mungkin akan berbeda untuk setiap lokasi. Hasil penelitian di lahan sawah irigasi menunjukkan bahwa respon tanaman padi terhadap pemupukan K bervariasi, walaupun demikian respon terhadap pemupukan K pada umumnya hanya dijumpai pada tanah dengan kandungan K rendah (<0,1 me/100g).

Baca juga :
Fungsi nitrogen untuk tanaman
Fungsi phospat untuk tanaman

Pada tanah berpasir dengan KTK rendah dan cadangan K rendah, tanah masam yang telah terdegradasi lanjut, tanah sawah dengan jenis mineral liat 2:1 (montmorilonit), tanah dengan rasio (Ca+Mg)/K dalam larutan tinggi, dan tanah sawah yang drainasenya buruk sering kali kekurangan K (De Datta, 1981; Dobermann dan Fairhurst, 2000).

Kekurangan kalium menyebabkan: (1) pinggir daun berwarna kuning kecoklatan disertai bercak warna jingga terutama pada daun tua, tanaman tumbuh kerdil dan daun-daun terkulai, (2) sering terjadi rebah karena N/K rasio tinggi, penuaan daun lebih cepat (leaf senescence), (3) kehampaan gabah tinggi dan pengisian gabah tidak sempurna (banyak butir hijau), (4) pertumbuhan akar tidak sehat (banyak akar yang busuk karena kehilangan daya oksidasi, sehingga serapan hara terganggu), dan (5) tanaman mudah terserang penyakit seperti blas, busuk batang, dan bercak daun; terlebih bila dipupuk N berlebihan.
===============================^==================================
Peranan Unsur Kalium (K) Pada Tanaman
Kalium merupakan unsur hara esensial yang digunakan hampir pada semua proses untuk menunjang hidup tanaman. Petani sering menyebut bahwa kalium adalah unsur hara mutu, karena berpengaruh pada ukuran,rasa,bentuk,warna dan daya simpan.Kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma.

Tanaman menyerap kalium dalam bentuk ion K+. Kalium di dalam tanah ada dalam berbagai bentuk, yang potensi penyerapannya untuk setiap tanaman berbeda-beda. Ion-ion K+ di dalam air tanah dan ion-ion K+ yang di adsorpsi, dapat langsung diserap. Di samping itu tanah mengandung juga persediaan mineral tertentu dalm bentuk berbagai macam silikat, dimana kalium membebaskan diri sebagai akibat dari pengaruh iklim. Persediaan mineral dalam bentuk kalium ini terutama penting bagi tanah liat dari laut yang masih muda. Bertambah banyak persediaan ini di dalam tanah, maka akan lebih banyak pula kalium di bebaskan sebagai akibat dari pengaruh iklim yang diserap oleh tanaman.

Secara umum fungsi Kalium bagi tanaman, antara lain :

    Membentuk dan mengangkut karbohidrat,
    Sebagai katalisator dalam pembentukan protein
    Mengatur kegiatan berbagai unsur mineral
    Menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam organik
    Menaikan pertumbuhan jaringan meristem
    Mengatur pergerakan stomataMemperkuat tegaknya batang sehingga tanaman tidak mudah roboh
    Mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak langsung
    Meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah
    Membuat biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat
    Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih baik
    Membuat tanaman menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit
    Membantu perkembangan akar tanaman.


Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda.
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur
e. Tanaman rentan terhadap penyakit
f. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah

Di alam bebas kalium paling banyak ditemukan dalam kalium klorida (KCl). Berbagai tempat di dunia terdapat banyak tumpukkan dari garam yang letaknya berbeda-beda, lapisan kalium itu adalah bagian endapan-endapan garam yang telah berlangsung selama miliunan tahun yang lalu. Berhubungan garam kalium biasanya terletak di tempat yang sangat dalam sekali. Pertambangan ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, dengan mengelilinginya lebih dulu dalam bentuk yang agak kasar dinamakan garam kasar kalium. Garam ini mengandung sejumlah presentase kotoran yang sangat  tinggi (60-80%), karena ongkos angkutnya mahal, maka dewasa ini sebagian besar dari kotoran itu dibersihkan dari produk yang sudah dibersihkan, hamper semuanya terdiri dari KCl, dengan kadar rata-rata 60% K2O. Beberapa macam tanaman tidak tahan terhadap ion Cl- maka sebagian dari KCl secara kimiawi ditransformasikan ke dalam kalium sulfat (K2SO4). Hasilnya adalah pupuk patentkali dan kalium sulfat.

Jadilah petani cerdas

Setiap petani harus cerdas, agar dapat memperoleh hasil yang melimpah dengan modal yang kecil. Tidak sedikit petani yang gagal dalam bercocok tanam. Agar hal ini tidak terjadi, inilah tips untuk menjadi petani yang cerdas :

1. Membeli Obat (Pestisida) Bukan Karena MERK, Tapi Fungsi dan Kandungan Bahan Aktif.
         Ratusan merk dagang obat (Pestisida) yang beredar di Indonesia. Kita akan bingung memilih jika hanya mengacu pada merk. Biasanya yang membedakan merk obat dengan obat yang lain hanya ZAT PEMBAWA. Apapun merknya, jika kandungan BAHAN AKTIF sama, pasti memiliki fungsi dan sifat yang sama. Semisal bahan aktiv MANKOZEB, berarti fungisida KONTAK untuk mengendalikan jamur secara langsung ketika adanya serangan jamur/fungi pada tanaman. Difenoconazol dan Tebuconazol, berarti fungisida SISTEMIK untuk mengendalikan jamur dengan cara diserap jaringan tanaman dan mencegah tanaman terlebih dahulu sebelum terserang oleh jamur . ABAMECTIN adalah INSEKTISIDA kontak kuat untuk mengendalikan hama TRIP, LIRIOMYZA (Grandong) dan lain sebagainya.

2. Mengenal Sifat Daya Kerja Obat
         Berdasarkan cara kerjanya, obat atau pestisida dikelompokan antara lain RACUN KONTAK, RACUN SISTEMIK, RACUN TRANSLAMINAR dan lain sebagainya. Akan tetapi yang sering kita temui racun kontak dan racun sistemik. Jika obat tersebut racun kontak, maka prinsip kerjanya melindungi dari permukaan atau hama akan mati jika kena obat tersebut (Biasanya dalam cuaca normal memiliki daya kerja 4 hari). Sedangkan racun sistemik masuk kedalam jaringan lewat kutikula maupun stomata (Biasanya dalam cuaca normal memiliki daya kerja 7-10 hari).

3. Menerapkan 5 Kaidah PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yaitu;

Tepat sasaran
Tepat dalam "mendiaknosa" penyakit yang menyerang semisal Bercak Daun apa Busuk Daun.

Tepat jenis
Jika kita yakin penyakit yang menyerang busuk daun, maka racun kontak yang digunakan berbahan aktiv klorotalonil atau propineb dan racun sistemiknya berbahan aktif tebuconazol

Tepat waktu
Waktu penyemprotan:
-Pagi: jam 6-10 atau -Sore: Jam 3-6
Racun kontak dapat juga semprotkan pada malam hari, sedangkan racun sistemik TIDAK DAPAT disemprotkan pada malam hari (stomata dan kutikula akan menutup pada saat malam hari jadi tidak efektif untuk meresap obat yang bersifat sistemik). Hal ini bertujuan agar afikasi kerja obat dabat berfungsi secara maksimal

Tepat dosis
Ikuti petunjuk dan aturan dosis. Biasanya dosis umum yang sering digunakan adalah 1 ml per 1 liter air. Atau 15-17 ml per tangki semprot 17 liter.
Tepat cara penggunaan        
Obat yang bersifat alkalis tidak dapat dicampur dengan obat yang lain dalam penyemprotan. Jangan menyemprot berlawanan arah angin, karena dengan angin yang berlawanan, semprotan yang dihasilkan oleh sprayer bisa mengenai tubuh petani yang menyemprot. Saat kita bertujuan mengendalikan penyakit karena fungi, sementara HENTIKAN penggunaan pupuk yang mengandung NITROGEN tinggi atau bahan yang mengandung protein tinggi (C, H, O, N).

MOGA TANSAH ELING