SUSU UNTUK CENDAWAN Susu
merupakan sumber gizi paling baik untuk kesehatan. Namun susu ternyata
juga bisa digunakan sebagai fungisida. Adapun resepnya adalah sebagai
berikut :
Aduk rata susu dan air dengan perbandingan 1 : 9. untuk
mendapatkan larutan yang lebih kuat tambahkan susu sehingga perbandingan
menjadi 50 : 50.
Larutan ini dapat digunakan untuk mengatasi
penyakit embun tepung pada labu maupun penyakit lain yang disebabkan
oleh cendawan. Susu dan air yang diaplikasikan memacu pertumbuhan
cendawan parasit pemakan cendawan ganas penyebab penyakit. Pemakaian
cukup disemprotkan keseluruh tanaman dan pemakaiannya cukup 1 X per
minggu. Disamping itu susu juga memacu pertumbuhan benih.
SODA KUE UNTUK FUNGISIDASoda
kue atau Natrium Bikarbonat (NaHCO3) biasanya dipakai untuk bahan
tambahan kue agar cepat mengembang. Bahan tersebut ternyata dapat juga
digunakan sebagai fungisida untuk menangkal serangan embun tepung.
Penyakit ini di tandai dengan munculnya lapisan embun bertepung di
permukaan daun. Cendawan dari jenis
Oidium atau
Erysiphe ini dapat menimbulkan kerugian cukup besar apabila tidak di kendalikan.
Cara
aplikasinya cukup mudah. Larutkan 5 gram soda kue dalam 1 liter lerutan
sabun berkonsentrasi 0,5 %. Larutan sabun berfungsi sebagai pengubah
permukaan larutan sehingga butiran semprotan lebih tahan lama di
permukaan daun tanaman. Sabun juga mempercepat tembusnya lapisan
kutikula yang berlapis lilin. Sedangkan bikarbonat berfungsi merusak
dinding membran spora Oidium, yang akan mengakibatkan dehidrasi dan pada
akhirnya cendawan akan mati.
BIJI BENGKUANG SEBAGAI INSEKTISIDA (Aphids/kutu-kutuan) Biji bengkuan mengandung racun
pachyrizid. Senyawa
ini mampu membasmi kutu-kutuan daun Aphid. Kutu ini bersifat polifag
hingga mempunyai banyak tanaman inang. Kandungan racun pada biji
bengkuan mencapai 0,12 % hingga 0,40 %. Bahkan pada biji tua yang kering
kandungannya mencapai 0,65 %.
Adapun aplikasinya cukup mudah,
siapkan kurang lebih 50 butir biji bengkuang yang tua dan kering
kemudian tumbuk halus menjadi tepung. Kemudian campurkan dengan air dan
kemudian semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang.
DEMI TOMAT BAKTERI DAN CENDAWAN DIADUDOMBA Bacillus Subtilis mampu mengontrol populasi cendawan
fusarium sp.
Subtillis mampu memberikan antibodi pada tanaman yang memiliki fungsi
untuk menghambat pertumbuhan cendawan fusarium. Kelebihan lain dari
bakteri ini adalah bersifat antagonis. Enzim kitin yang diproduksi
subtillis merusak dinding sel Fusarium menjadi senyawa kitinase.
Subtillis ini cukup tahan banting. Bakteri aerob (butuh Oksigen) itu
mampu bertahan dilahan kering soalnya sporanya berada dalam sel
(endospora)
Tahan Panas
Bakteri ini juga tahan temperatur tinggi. Sehingga untuk memperolehnya
dengan memanaskan suspensi tanah -10 g dilarutkan dalam air 100 ml air
pada suhu 800C selama 30 menit. Bakteri subtillis ini memfermentasikan
bahan organik dalam tanah. Hasil aktifitasnya berupa senyawa asam yang
mampu menekan perkembangan Fusarium. Demikian juga nematoda juga seperti
Melodogyn acap menyerang akar atau batang dimana bekas luka tersebut
sering digunakan fusarium untuk masuk.
Dampak lain tingkat keasaman
tanah akan menrurun. Salah satu pemicu serangan Fusarium adalah keasaman
tanah tinggi lebih dari 7. Layu Fusarium banyak menyerang tanaman
anggota famili Solanaceae (Cabai, Kentang, Tomat, Semangka, Melon, dll).
Subtillis Lokal Negeri tropik merupakan surganya bagi bakteri
Basillus Subtilis antara lain dipasara telah ada produk tersebut diantaranya
Emva dan Harmoni BS. Cara Pemakaian :
- Sebelum disemaikan benih direndam dalam larutan campuran 4 ons subtilis dan 3,5 liter air.
- Setelah benih tumbuh larutan tersebut diberikan kembali. Dosisnya 5 ons per 15 liter air. Untuk 6.000 tanaman.
KUNYIT DAN TEMULAWAK UNTUK CENDAWAN (Plasmodiophora Brassicae) PENYEBAB AKAR GADA Pengunaan kunyit karena senyawa yang terdapat pada umbi tersebut mampu merangsang pertumbuhan akar.
Cara pembuatan :- Sediakan 15 – 20 rimpang kunyit dan temulawak dengan perbandingan 2 : 1
- Air 1 Liter
- Kupas rimpang kunyit dan temulawak
- Ditumbuk atau diblender.
- Tambahkan air bersih kemudian disaring.
Cara Penggunaan :
- Sebelum disemai rendam benih kubis dalam larutan tersebut selama 30 menit.
- Selang 10 hari setelah tumbuh dalam bedengan siram kembali bibit tersebut.
- Kemudian sebelum pindah tanam lakukan perlakuan tersebut.
BAWANG PUTIH UNTUK INSEKTISIDA
Bawang putih disamping untuk bumbu dapur ternyata juga mampu
mengendalikan Thrips karena rasa dan aromanya tidak disukai jenis
kutu-kutuan tersebut.
Bahan :
- 2 s/d 3 kg bawang putih
- 1000 liter larutan pupuk
Cara pembuatan dan aplikasi :
Bawang
putih dibuat ekstrak dengan cara di tumbuk atau diblender setelah
berbentuk ekstrak kemudian diberi air dan campurkan ke dalam larutan
pupuk organik. Setelah diaduk aduk hingga merata kocorkan larutan tadi
pada tanaman kira-kira 200 CC.
Pengaruh pemberian ekstrak bawang
putih tersebut adalah aroma dari bawang putih tidak disukai oleh
serangga tersebut. Ataupun dengan cara kultur teknis yaitu menanam tomat
atau cabai ditumpangsarikan dengan bawang putih atau bawang merah.
KENIKIR SEBAGAI NEMATISIDA
Kenikir ternyata tidak hanya merupakan tanaman penghias taman akan
tetapi bermanfaat juga sebagai Nematisida pada tanaman tomat yang
terserang Nematisida puru akar akar (NPA). Caranya bahan kenikir
diperoleh dengan memblender atau menumbuk 1 kg batang kenikir yang
dilarutkan dalam 1 liter air.
Sedangkan untuk aplikasinya yaitu
dengan cara mencampur larutan hasil tumbukan kenikir tersebut dalam 20
liter air. Kenikir tidak disukai nematoda karena mengandung bioaktif
seperti piperiton dan terrhienil yang bersifat antagonis terhadap
nematoda.
TEPUNG TULANG UNTUK PUPUK DAN PAKAN SAPICara Pembuatannya
- Tulang dipotong-potong 5 – 10 Cm
- Rebus dalam air mendidih selama 2 – 4 jam
- Dijemur kemudian diremukkan sampai berukuran 1 – 3 Cm
- Rendam dalam larutan kapur selama 4 – 5 minggu
- Tulang dicuci dan direbus 3 tahap;
1). 4 jam pada suhu 600C,
2). 4 jam pada suhu 700C,
3). 5 jam pada suhu 1000C
- Setelah tulang dikeringkan dalam open bersuhu 1000C
- Digiling sampai lumat menjadi bubuk.
MELAWAN MILDEW DENGAN SUSU Mildew atau penyakit tepung sering ditemukan pada tanaman tomat, melon, dan cabai. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
Oidium Tingitanium
itu memang tidak terlalu merugikan tetapi perlu diwaspadai dan
dikendalikan. Adapun cara sederhana untuk mengendalikan jamur tersebut
adalah dengan menggunakan susu. Caranya larutkan air dan susu dengan
perbandingan 9:1 semprotkan pada tanaman yang terserang. Enzim pada susu
dapat menetralisir mildew.
BAWANG PUTIH ATASI AKAR GADA
Cendawan Plasmodiophora brassicae momok bagi pekebun sawi dan anggota
famili kubis-kubisan. Tingkat kerugian bisa mencapai 100% akibat
penyakit akar gada itu. Jaringan yang terserang menjadi rusak sehingga
pengankutan air dan zat hara menjadi terganggu. Rotasi tanaman saja
tidak cukup lantaran cendawan dalam tanah mampu bertahan hingga 20
tahun. Adapun cara pengendalian sederhana dapt menggunakan umbi bawang
putih. Caranya Haluskan dan larutkan umbi bawang putih dalam air bersih.
Sebelum disemai rendam benih dalam larutan itu selama 15 menit.
KIAT MEMILIH PUPUK MAJEMUK
Penggunaan pupuk organik cair melalui daun misalnya hanya merupakan
pemborosan saja. Sebab, bahan organik tidak dapat dimanfaatkan tanaman
sebelum berubah menjadi anorganik. Proses perubahan tersebut lazimnya
hanya terjadi di sekitar perakaran tanaman. Sehingga akan lebih pas jika
diaplikasikan lewat akar.
Umur Tanaman (fase tanaman)
Pemilihan pupuk majemuk juga harus mempertimbangkan sifat pupuk dan
pengaruhnya bagi tnaman. Pemakaian pupuk majemuk lengkap tablet (PMLT)
dan pupuk butiran bersalut (coated fertilizer) misalnya, karena bersifat
slow released, pupuk seperti itu malah kurang baik digunakan untuk
sayuran daun yang berumur singkat.
Pupuk “slow released” tidak mudah
larut dan hancur. Ia melepas unsur hara secara perlahan-lahan agar
tersedia dalam jangka panjang di didalam tanah. Manfaatnya baru nampak
setelah 1-2 bulan aplikasi. Apdahal sayuran daun kebanyakan berumur
singkat. Ia butuh pupuk yang mudah terserap, misal pupuk akar berbentuk
tepung, butiran, cairan, atau pupuk daun.
Hampir semua pabrik
memproduksi pupuk dengan formulasi N tinggi, P tinggi, atau K tinggi
sehingga cara aplikasinya disesuaikan dengan fase tanaman.
Contoh
pupuk untuk fase vegetatif misalnya Dekaform, Dekastar 18-11-10, Agro
Formula 1, Suburin A1, dan Gramafert Formula NT untuk pupuk akar.
Sedangkan untuk pupuk daun dapat dipilih Gandasil D, BASF Foliar D,
Bayfolan, Complesal, Enpeka Cair, Greenzet, dan Hyponex Merah.
Pupuk
untuk fase Generatif diantaranya Dekastar 6-13-25, Suburin BT-4, Agro
Formula-2, Gramafelt Formula PT, dan Mangamp Plus K. Pupuk lain Gandasil
B, BASF Formula B, Hyponex Biru, Vitabloom Spesial Biru, dan Vitalik P.
EUGENOL CENGKIH SEBAGAI POLISI TANAMAN
Eugenol yang terkandung dalam gagang, daun, dan bunga cengkih
berpeluang menjadi Pestisida Nabati. Penelitian Balittro membuktikan
produk pestisida dari cengkih paling efektif mengatasi Cendawan,
Bakteri, dan Nematoda pengganggu tanaman dibanding tanaman lainnya.
Eugenol dan turunannya sudah lama diketahui memiliki efek Anti Cendawan,
Anti Bakteri, Anti rematik, dan Antiseptik. Hasil uji laboratorium,
eugenol juga toksik bagi cendawan patogenik tanaman.
Diantaranya
Fusarium
Oxysporum, Phytopthora Capsici, Rigidoporus Lignosus, Rhizoctania
Solani, Sclerotium rolfsii, serta Pseudomonas Solanacearum.
Sedangkan Pestisida nabati berbahan aktif minyak cengkih dalam bentuk
emulsi dan bubuk kini sudah diformulasikan. Diantaranya MBC 10 BC, EGL
10 EC, MBC 4 WP, EGL 4 WP, dan EGL 10 WP dan Metil Eugenol sebagai bahan
untuk menarik lalat buah. Serasah daun, bubuk daun, gagang dan bunga,
hingga minyak cengkih semuanya mengandung senyawa eugenol. Karena itu
produk berbahan baku cengkih tersebut dapat diaplikasikan sebagai
Fungisida, Bakterisida, Nematisida, dan Insektisida.
Pada lada bubuk
cengkih dapat mengendalikan busuk pagkal batang Phytopthora Capsici 65%
hingga 75% sehingga hasil panen bisa meningkat hingga 2,5 kali dan juga
sebagai nematisida Radopholus similes dan Meloidogyne incognita pada
tanaman tersebut.
Pengujian pada jahe, nilam, dan kentang
membuktikan, minyak dan bubuk cengkih mampu menekan pertumbuhan
Pseudomonas solanacearum dan pada konsentrasi aagak tinggi mampu
mematikan. Pertumbuhan bakteri terhambat dengan menggunakan bubuk daun,
gagang dan bunga pada konsentrasi 500 – 1.000 ppm. Pada konsentrasi
4.000 - 7000 ppm bakteri tidak tumbuh. Sedang dengan menggunakan eugenol
pada konsentrasi 100 – 300 ppm pertumbuhan bakteri terhambat. Di bali
serasah dan bubuk daun cengkih digunakan untuk menanggulangi infeksi
busuk batang Fusarium Oxysporum. Hasilnya mampu menekan infeksi hingga
85%.
Sebagai Pestisida nabati produk dari cengkih mudah diaplikasikan
oleh petani. Dengan dosis bubuk atau seresah daun, gagang dan bunga 150
– 200 gram per tanaman cukup untuk mengendalikan patogen tanah.
Aplikasinya taburkan bubuk cengkih merata di lubang tanam sekitar tajuk.
Sedang untuk mengendalikan cendawan dan hama, semprotkan 0,3-0,6%
larutan minyak cengkih. Namun karena minyak cengkih tidak larut dalam
air perlu ditambahkan terpentin atau detergen dengan konsentrasi 10 %.
Jika daun yang dipakai, buat ekstraknya sebelum disemprotkan Caranya; 10
kg daun basah dikeringkan, lalu ditumbuk halus. Bubuk daun cengkih
kemudian ditambah 19 liter air. Aduk sampai rata, lalu tambahkan 20 gram
detergen. Aduk dan biarkan selama 2 hari. Setelah disaring larutan
pestisida itu siap digunakan untuk lahan 1-2 ha. Waktu menyemprot pakai 1
– 1,5 liter larutan ditambah 20 liter air.
Untuk membuat formulasi
bubuk, ambil 20 kg daun atau bunga cengkih kering, kemudian ditumbuk
halus, lalu diayak. Campur dengan 1-2 g ram ditergen bubuk diaduk rata
kemudian disimpan. Untuk penggunaan ambil 1-1,5 kg pestisida bubuk dan
larutkan dalam 20 liter air. Selain sebagai pestisida nabati daun
cengkih juga mengandung N, P, K, Mg, Fe dan Ca dengan kadar cukup
tinggi. Karena itu produk cengkih ini juga cocok dipakai sebagai pupuk
organik plus. Fermentasi pupuknya dibuat dengan mencampur 1 bagian pupuk
organik dengan 3 bagian daun cengkih. Biarkan selama 1-2 bulan sebelum
dipakai.
ECENG GONDOK SEBAGAI PUPUK ORGANIK
Eceng gondok kaya akan asam humat “senyawa yang menghasilkan fitohormon
yang mempu mempercepat pertumbuhan akar tanaman” eceng gondok juga
mengandung asam sianida, triterpenoid, alkaloid, dan kaya akan unsur
Calsium.
Untuk pengolahan dapat digunakan acetobacter atau lainnya
untuk mempercepat dekomposisi. Bakteri tersebut dicampur dengan molase
dengan perbandingan 1 : 1 selama sepekan. Master bakteri tersebut siap
digunakan setelah berbentuk kapang. Langkah selanjutnya eceng gondok
yang diambil dari kolam dicincang atau digiling halus. Bahan kemudian
dicampur dengan 10% dedak dan master bakteri selanjutnya campuran
disimpan di bak yang dialasi plastik dan ditutup karung goni selama 4
hari. Suhu akan meningkat hingga 500C yang menandakan proses fermentasi
sedang berlangsung. Fermentasi dianggap selesai apabila suhu sudah turun
menjadi 300C.
SUMBER PUPUK ORGANIK
Salah satu kendala pemakaian pupuk organik adalah sulitnya menentukan
kandungan unsur hara. Setiap pupuk organik memiliki komposisi berbeda.
Mengetahui kandungannya secara tepat berarti mengefisienkan pemakaian.
Dengan penggunaan pupuk organik sifat fisik, daya serap, daya ikat,
sirkulasi udara dan ketahanan erosi pada tanah dapat ditingkatkan.
Ada tiga syarat penting pupuk organik. Pertama, unur N harus terdapat
dalam persenyawaan organik agar mudah diserap tanaman. Kedua, pupuk
tidak meninggalkan sisa asam organik di dalam tanah. Ia juga memiliki
kandungan persenyawaan C organik tinggi. Penggunaannya disesuaikan
dengan kebutuhan unsur makro dan mikro tanaman. Kebutuhan ini berbeda
mulai dari persemaian sampai panen. Misalnya saat persemaian tanaman
membutuhkan 2,7% N; 0,7% P; 2,8% K; 6% Ca; dan 1;8% Mg dengan kebutuhan
ini kotoran unggas dan domba dapat dipilih sebagai sumber pupuk organik.
Berikut tabel sumber pupuk organik dan kandungannya:
Sumber Pupuk Organik dan Kandungan Mineral (%) |
Sumber | N | P | K | Ca | Mg | Elemen Lain |
Kotoran Unggas Kotoran Domba Kotoran Kambing Kotoran Kuda Kotoran Sapi Tulang dan Darah Tepung Tulang Darah Kering Ekstrak Ganggang Jerami Batuan Phospat Tepung Ikan Abu Kayu Tepung Tulang dan Kuku Batuan Kapur/Gamping | 0,7 2,0 1,5 0,7 0,7 5-8 3-8 13-15 9 0,6 - 9,5 - 14 - | 0,2 0,5 0,66 0,15 0,2 5-8 9-11 - 4 0,10 14,4 3,0 0,90 0,44 - | 0,5 2,3 2,5 0,4 0,5 - - - 6 1,05 - - 4,0 - - | 3 3 1,5 1,2 3,0 0,40 25 - 0,1 - - 0,4 25 2,0 40 | 0,6 1,2 - 0,6 0,66 - 0,3 - 0,5 - - - 2,1 - - | - - - - - - - - Fe, Zn, Mn, B, Cu, Mo, Co - - - - - - |
KRITERIA GREENHOUSE YANG BAIK
- Tinggi minimum 3,5 – 4 m, ini agar udara tidak panas. Kisaran suhu yang baik 300C-320C dengan kelembaban minimum 50%.
- Diatas harus ada jendela agar udara panas keluar lancar. Gunakan piggy-back system.
- Cahaya
6.000-8.000 footcandles (fc), atau tergantung jenis tanaman (di
luar greenhouse, jika udara cerah sekali bisa 10.000 fc).
- Usahakan air hujan tidak masuk. Pelindung plastik Ultra Violet (UV) akan lebih baik dibanding plastik biasa.
- Angin
spoi-spoi masih bisa masuk melalui screen sacara horizontal. Ia
membawa udara segar yang memiliki kadar CO2 tinggi. Hal ini berguna
untuk proses asimilasi CO2.
- Usahakan sedikit mungkin tiang di tengah greenhouse. Ini untuk kebebasan bekerja.
- Buat konstruksi sekuat mungkin terutama untuk daerah banyak angin.
Kegunaan Shading net untuk mengurangi intensitas cahaya. Biasanya net
yang tersedia adalah 45%, 55%, 65%, 75% dan 85% calculated shade. Angka
kecil untuk tanaman yang suka cahaya sedangkan angka besar untuk tanaman
yang rentan cahaya.
LEBIH AMAN DENGAN BIOPESTISIDABio
pestisida adalah penggunaan pestisida dengan bahan baku utama
mikroorganisme. Contoh bakteri, virus, dan cendawan. Berbeda dengan hama
yang merugikan petani, pasukan biopestisida ini bertugas menyerang hama
tertentu. Hama yang terkena semprotan biopestisida ini akan terhambat
perkembangannya bahkan bisa mati. Namun demikian dalam penggunaannya
memerlukan lingkungan khusus.
Contoh biopestisida ini adalah
Cendawan Verticillium lecani digunakan untuk mengendalikan kutu putih,
aphids, thrips, dan mites. Tak hanya itu sejenis nematoda yang disebut
larvanem juga banyak dipilih untuk mengontrol larva black vine dan kutu
kebul.
Biopestisida berbahan aktif bakteri sudah duluan terkenal
ketimbang mikroorganisme lainya. Bacillus thuringensis (Bt) adalah jenis
paling populer yang banyak digunakan untuk mengendalikan ulat pemakan
daun di sayuran dan buah-buahan.
RESEP ALAMI DILAPANGAN Untuk mengendalikan serangan
ulat Hekiothis Armigera pada tanaman tomat
Bahan :
- 3 kg akar tuba
- 10 kg buah mindi
- 3 kg semak rondonoleh
Cara Pembuatan ;
Ketiga
bahan ditumbuk sampai halus kemudian diberi air sebanyak 10 liter,
kemudian diaduk sampai merata. Setelah didiamkan 1 – 2 malam larutan
disaring dengan kain halus sehingga ampas tidak menyumbat nozle. Untuk
aplikasi setiap 10 cc larutan dicampur dengan 1 liter air.
Untuk mengendalikan hama jenis kutu-kutuan pada daun
Bahan 1 ;
- 1 kg daun sirsak
- 3 sendok sabun detergen
Cara pembuatan ;
Tumbukan
daun sirsak dilarutkan dalam 1 ember air bersih. Aduk-aduk beberapa
saat kemudian saringlah. Hasil saringan dicampur dengan sabun detergen.
Cara pemakain setiap 10 cc larutan dicampur dengan air 1 liter.
Bahan 2 ;
- Satu telapak tangan kulit batang suren.
- 1 kg daun sirsak
Cara pembuatan ;
Tumbukan
kulit batang suren dan daun sirsak dicampur 1 ember air bersih. Setelah
diaduk-aduk kemudian disaring. Cara aplikasinya satu gelas hasil
saringan dilarutkan dalam 1 liter air.
Untuk mengendalikan hama
Thrips yang sering menyerang bawang merah, cabai, kentang,
kacang-kacangan, tembakau dan tomat. Thrips (Thrips parvispinus, Thrips
tabaci, dan Thrips. Palmi) mengisap cairan tanaman dan mesofil daun.
Bahan ;
- 5 kg daun angsana
- 5 kg daun rondonoleh
- 10 kg gadung
Cara pembuatan ;
Daun
angsana dan rondonoleh ditumbuk hingga lumat. Sedangkan gadung, setelah
dikupas kemudian di parut. Campurkan kedua bahan itu dan rendamlah
selama beberapa hari. Saring campuran itu, untuk aplikasinya untuk satu 1
gelas larutan dicampur dengan 2 liter air bersih.
REKA-REKA BULAN BAIK UNTUK PETANI
Salah menentukan waktu tanam banyak dialami petani pemula. Ini tak akan
terjadi jika mereka mau menimba pengalaman pada petani senior. Pedoman
yang dipakai sebenarnya sederhana. Pedoman yang dipakai sebenarnya
sangat sederhana.
“Mencari bulan baik untuk mendapat hasil baik, atau bulan baik untuk memperoleh harga baik” Kalo
yang dicari adalah hasil panen baik menurut pengalaman petani di pacet
cipanas adalah bulan Juli, Agustus, September, Oktober di bulan-bulan
tersebut hasil sayuran pasti bagus.
“Biasanya petani
menanam di akhir harga mahal. Karena mengharap harga tinggi semua
kebutuhan tanaman tercukupi, dan kondisi alampun mendukung. Akhirnya
produksi bisa naik 100%. Misal panen tomat biasanya 2 kg dapat mencapai 4
kg pertanaman. Sementara biaya produksi justru bisa ditekan 30% hingga
40%. Agar tomat bias dipanen Agustus mulai April bibit sudah disemai.
Sebulan kemudian penaman, saat panen kualitas produk bagus tapi memang
harga bukan yang tertinggi.
Pengalaman diatas hitung-hitung untuk
mencapai hasil produksi yang bagus. Lain halnya yang dicari adalah panen
pada saat harga bagus. Kalo ingin mencapai harga tomat mahal tanam pada
bulan November, Desember, dan Januari. Pas panen februari atau maret.
Sementara pada cabai penanaman dimulai September, Oktober, dan November
sehingga diperoleh panen bada bulan Januari, Februari dan Maret.
EFFECTIVE MICROORGANISM (EM)
EM banyak digunakan untuk mendukung kehidupan sehari-hari dan digunakan
untuk beberapa tujuan antara lain membuat pakan ayam, menjernihkan air
limbah, mengendalikan hama dan penyakit tanaman, menghilangkan bau
dipeternakan, memproses obat tradisional dan sebagaianya. Sebagai contoh
EM dicampur alkohol, tetes dan tanaman toga dapat digunakan sebagai
pestisida.
Fungsi EM pada dasarnya adalah untuk memfermentasikan
bahan organik dalam tanah. Hasil fermentasi ini berupa gula, alkohol,
vitamin, asam laktat, asam amino dan senyawa organik lainnya. Sedangkan
dalam EM tersebut mwngandung mikroorganisme yang sangat berguna yaitu;
- Bakteri
fotosintesis. Bakteri tersebut mensintesis Nitrogen, gula, dan
senyawa bioaktif lainnya. Caranya dengan mengambil hasil sekresi,
bahan organik dan gas berbahaya, hasil metabolismenya langsung
dapat diserap oleh tanaman. Atau sebagai bahan untuk menumbuhkan
mikroorganisme lainnya yang berguna bagi tanaman.
- Lactobacillus
yang merupakan sterilisan yang kuat, lactobacillus dapat menekan
beberapa mikroorganisme berbahaya dan mendokomposisi bahan organik
dengan cepat. Selanjutnya ragi. Yang ini mampu memproduksi senyawa
berguna bagi tanaman melalui proses fermentasi.
- Actinomycetes,
ini mengubah asm amino dan senyawa lainnya yang diproduksi bakteri
fotosintesis menjadi antibiotik bagi tanaman. Fungsi antibiotik
adalah mengontrol patogen dan menekan pertumbuhan cendawan
berbahaya dengan memecah chitin cendawan. Bakteri ini menciptakan
lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri menguntungkan lainnya.
- Cendawan
fermentasi yang berfungsi mendekomposisi bahan organik untuk
memproduksi alkohol ester dan senyawa antimikroba. Cendawan ini
dapat mengontrol bau dan mencegah serangan hama.
KIAT BUAT INSEKTISIDA SENDIRI Untuk menanggulangi serangan berbagai jenis hama pada tanaman sayuran dapat dibuat insektisida sebagai berikut;
- Sediakan
100 ml air cucian beras yang pertama, 100 ml alkohol 30 – 35%,
molase/tetes atau gula 100 ml/0.5 ons, Em 100 ml, 100 ml Cuka 40%,
- Semua
bahan dimasukkan kedalam wadah yang ditutup rapat. Setiap pagi dan
sore hari dikocok, setelah selesai mengocok, tutup dibuka agar
supaya oksigenya keluar. Setelah 15 hari pengocokan dihentikan.
Diamkan 6 hari lagi tanpa dikocok. Ini merupakan larutan pertama,
- Rajang
limbah cengkih, serei, jahe, kunyit, temulawak dan bawang putih.
Campuran ini setelah ditumbuk dimasukkan kedalam 1 lt air cucian
beras yang pertama. Setelah itu diberi molase 30 cc/l air. Tutup
rapat-rapat, setiap hari dikocok selama 21 hari. Ini sebagai
larutan kedua.
- Untuk pemakaian campurkan
larutan pertama dan kedua dengan perbandingan seimbang. Untuk
penyemprotan 10 cc larutan/ 1 liter air.
BUNGA KRISAN SEBAGAI INSEKTISIDA
Rahasia bunga ini karena terdapat kandungan zat piretrin sebagai racun
hama dan lalat buah. Sebagai contoh untuk insektisida organik adalah
dengan cara bunga krisan sebanyak 25 gr dihancurkan hingga menjadi
serbuk kemudian serbuk itu dilarutkan dalam 10 liter air. Hasil campuran
dicampur dengan 10 cc detergen cair atau sabun colek. Setelah
diendapkan selama semalam dain disaring dengan kain halus, larutan
disemprotkan. Larutan ini salah satunya digunakan untuk memberantas hama
kobis.
Zat piretrin dalam bunga krisan berfungsi untuk merusak
sistem syaraf hama. Efeknya akan makin hebat bila suhu disekitarnya
menurun ”piretrin bersifat negatif dengan suhu” di alam ia bekerja mirip
insektisida sintesis DDT. Dari hasil penelitian makin tinggi tempat
penanaman bunga krisan makin tinggi pula kandungan zat piretrinya
sehingga akan lebih cepat mematikan. Namun demikian dari hasil
penelitian kandungan zat itu hanya terdapat pada tepung bunga. Dengan
konsentrasi 0,5% tepung bunga krisan mampu membunuh serangga gudang
lebih dari 90% dari total populasi.
PENGENDALIAN JENIS WERENG ATAU BELALANG DENGAN TIGA SERANGKAI (Pinang, Suren, dan Nimba)
Kandungan bahan aktif pada pinang yaitu minyak atsiri yang bersifat
racun, suren mengandung bahan aktif (Surenon, Surenin, dan Surenalakton)
yang berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan, insektisida, dan
antifeedan (penghambat daya makan) terhadap larva serangga. Bahan aktif
tersebut terbukti sebagai repellant – pengusir nyamuk. Dan nimba yang
mengandung bahan aktif azadirachtin, meliantriol, salanin, dan nimbin
yang berfungsi sebagai pestisida nabati. Nimba mempengaruhi reproduksi
dan prilaku hama sebagai penolak, penarik, antimakan, dan menghambat
perkembangan hama.
Untuk penerapan tiga serangkai ini cukup mudah
yaitu daun pinang, suren, dan biji nimba masing-masing sebanyak 250 gr
digerus hingga halus. Ditambahkan 1 liter air dan diaduk hingga merata
kemudian disaring. Kedalam larutan itu ditambahkan sabun colek sebanyak
satu sendok makan supaya merekat pada waktu disemprotkan. Penyemprotan
dilakukan 2 kali seminggu sejak tanaman berumur 15-60 hari.
Disamping
itu juga terdapat tumbuhan penghasil pestisida nabati lainnya
diantaranya sari buah mahoni dicampur dengan tembakau untuk memberantas
hama kutu daun alias aphids pada cabai.
Kandungan bahan aktif mahoni
yaitu heksaklorosiko-hekasana (HCH) berfungsi sebagai racun kontak.
Sedang daun tembakau mengandung bahan aktif alkaloid yang mempengaruhi
kerja syaraf serangga.
Sedangkan untuk mengatasi serangan cendawan
dapat digunakan perasan lengkuas, kunyit, jahe, dan serai. Jika dalam
larutan itu ditambahkan biji mahoni atau cabai dapat dapat digunakan
untuk memberantas semua hama kecuali ulat tanah.
TEPHROSIA SEBAGAI INSEKTISIDA
Tephrosia disebut juga sebagai kacang babi disamping sebagai, pakan
ternak, pupuk hijau, atau tanaman penanung ternyata perdu setinggi 3
meter tersebut bisa dimanfaatkan sebagai insektisida untuk ulat grayak.
Daun tephrosia mengandung rotenon yang merupakan bahan aktif
insektisida botani sistemik. Cara kerja zat ini “mengganggu pernafasan
hama-umumnya serangga pengunyah seperti ulat”. Selama ini yag dikenal
sebagai penghasil rotenon adalah akar tuba (jenu). Menurut penelitian
kandungan rotenon dalam daun tephrosia dipengaruhi umur tanaman, jenis
tanah, ketinggian lahan dan agroklimat. Kandungan rotenon semakin tinggi
jika tanaman ditanam pada dataran rendah dan berumur 2 hingga 4 tahun.
Untuk penggunaannya cukup sederhana. Kira-kira 10 gr daun yang telah
digiling dicampur dengan 1 ltr air bersih. Tambahkan 0,1% sabun ditergen
kedalam larutan itu dan diamkan selama semalam. Fungsi sabun dalam
larutan itu adalah untuk mempercepat keluarnya rotenon dan
melarutkannya. Hindari penyemprotan denkat kolam ikan karena efeknya
mendekati akar tuba.
RAMUAN PESTISIDA LAINNYA
- Untuk Pengendalian Penyakit Patek (Antraknose) dan bercak daun (Althernaria porii) pada tanaman cabai.
Bahan :
- Kunyit 1 kg
- Laos 1 kg
- Kencur 1 kg
- Jahe 1 kg
Alat :
Blender atau tumbukan
Cara Pembuatan
Hasil
blenderan atau tumbukan bahan berupa pasta dilarutkan dalam 3 liter
air. Kemudian ditambahkan 1 butir gambir, 1 ons gula pasir atau tetes
tebu, dan 1 liter EM4 kedalam larutan itu. Campuran tersebut diamkan
selama 7 hari.
Cara Aplikasi
Untuk pemakaian 2 cc larutan dicampur dengan 1 liter air.
- Untuk Pengendalian Ulat atau Walang Sangit
Bahan ;
- Gadung 2 kg
- Jengkol 1 kg
- Tembakau 1 kg
Alat
Blender atau alat penumbuk
Cara Pembuatan ;
Semua
bahan diblender atau ditumbuk sampai berbentuk pasta, setelah berbentuk
pasta ditambahkan 3 liter air, 1 ons tetes, dan EM4 1 liter. Kemudian
larutan itu didiamkan selama 7 hari.
Cara Aplikasi
Untuk aplikasinya campurka 22 cc larutan kedalam 1 liter air. Untuk aplikasinya sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari.
Pestisida adalah zat pengendali hama (seperti: ulat, wereng dan kepik).
Pestisida
Organik: adalah pengendali hama yang dibuat dengan memanfaatkan zat
racun dari gadung dan tembakau. Karena bahan-bahan ini mudah didapat
oleh petani, maka pestisida organik dapat dibuat sendiri oleh petani
sehingga menekan biaya produksi dan akrab dengan lingkungan.
Bahan:2 kg gadung.
1 kg tembakau.
2 ons terasi.
¼ kg jaringao (dlingo).
4 liter air.
1 sendok makan minyak kelapa.
Alat :Parutan kelapa.
Saringan kelapa (kain tipis).
Ember plastik.
Nampan plastik.
Cara Pembuatan:Minyak
kelapa dioleskan pada kulit tangan dan kaki (sebagai perisai dari getah
gadung). Gadung dikupas kulitnya dan diparut. Tembakau digodok atau
dapat juga direndam dengan 3 liter air panas Jaringao ditumbuk kemudian
direndam dengan ½ liter air panas Tembakau, jaringao, dan terasi
direndam sendiri-sendiri selama 24 jam. Kemudian dilakukan penyaringan
satu per satu dan dijadikan satu wadah sehingga hasil perasan ramuan
tersebut menjadi 5 liter larutan.
Dosis:1 gelas larutan dicampur 5-10 liter air.
2 gelas larutan dicampur 10-14 liter air.
Kegunaan:
Dapat
menekan populasi serangan hama dan penyakit. Dapat menolak hama dan
penyakit. Dapat mengundang makanan tambahan musuh alami.
Sasaran:Wereng batang coklat, Lembing batu, Ulat grayak, ulat hama putih palsu.
Catatan:
Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus
memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan
setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Penggunaan di
bawah batas ambang dan berlebihan dikhawatirkan akan mematikan musuh
alami hama yang bersangkutan.
Pestisida Organik Pestisida Organik
Resep IBahan yang diperlukan :
- Tembakau ½ kg;
- Air 2 liter;
- Kapur barus 4 butir digerus.
Cara pembuatannya:
- Tembakau direndam air 2 liter selama dua hari.
- Campurkan gerusan kapur barus.
- Setiap 2 sendok makan rendaman tembakau dan kapur barus dicampur
dengan air cucian 1 liter.
- Semprotkan pada tanaman yang sedang kena hama penyakit.
Resep II
Bahan yang diperlukan:
- tembakau 1 ons;
- jahe 1 ons;
- bawang putih 1 ons;
- air 5 liter.
Cara pembuatannya: Jahe
dan bawang putih dihaluskan, campur dengan tembakau dan masukkan air,
tutup rapat dan simpan selama 2 hari 2 malam langsung digunakan. Resep
pengendali hama ini bisa digunakan untuk 10.000 m2 lahan.
Sebaiknya
pestisida ini digunakan pada sore hari sekitar pukul 16.00 atau 17.00
WIB. Kalau masih ada sisa bisa disimpan kurang Iebih 1 minggu. Pemakaian
bisa diulangi kalau hama penyakitnya masih belum hilang tuntas.
Pengendali hama ini lebih efektif bila digunakan untuk tiga kali
pemakaian, atau kalau misalnya masih tersisa banyak bisa disimpan di
tempat yang tidak terkena sinar matahari.
Kulit Pisang sebagai Pupuk OrganikKulit
Pisang yang selama ini kita biarkan terbuang begitu saja ternyata
mengandung unsur kimia yang baik untuk pupuk yaitu Fosfor, Magnesium,
Sulfur, dan Sodium.
Cara penggunaan :
Untuk tanaman hias (dalam pot) : kulit pisang dipotong-potong kemudian potongan dipendam disekitar tanaman.
Untuk tanaman pertanian (lahan sawah) :
Cara
1. Kulit pisang di blender (dihaluskan) sampai menjadi cairan (10 Kg
kulit pisang dicampur 10 Liter Air) rendam selama satu malam, air hasil
rendaman disaring dengan kain. 1 Liter hasil saringan dapat dicampur 10
liter air semprotkan ke tanah sekitar tanaman.
Cara 2. Kulit pisang di potong kecil-kecil, kemudian dikomposkan bersama tanah baru ditebar seperti pupuk pada umumnya.
Daun Sirsak untuk atasi ThripsDaun
Sirsak (Nangka Belanda) ternyata dapat digunakan sebagai bahan
pestisida organik untuk mengendalikan Hama Thrips pada tanaman Cabai.
Caranya :
50
- 100 lembar daun sirsak dihaluskan (boleh pake blender) dan dicampur
dengan 5 liter air kemudian didiamkan selama sehari semalam, rendaman
tersebut kemudian disaring dengan kain.
1 liter hasil saringan dapat
dicampurkan dengan 1 tangki semprot ukuran 17 liter, dan gunakan untuk
menyemprot tanaman cabe, Thrips pun akan lenyap.
Cara Lain Membuat Pestisida OrganikBahan yang diperlukan : - Tembakau 1 kg
- air 4 liter
- kapur barus 7 butir dihaluskan
Cara pembuatannya :
- Tembakau direndam dalam 4 liter air selama 2 (dua) hari.
- Campurkan kapur barus yang telah dihaluskan.
Cara implementasi :-
Setiap 2 - 3 sendok makan air hasil proses rendaman tembakau dan kapur
barus dicampur dengan air biasa 1 liter. - Semprotkan pada tanaman yang
terserang hama/penyakit.
Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EMPupuk
EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi
menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM
dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.
Berikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM :
Pembuatan bakteri penghancur (EM).Bahan-bahan :· Susu sapi atau susu kambing murni.
· Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.
·
Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala
ikan) + 1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas +
10 liter air bersih.
Alat-alat yang diperlukan :Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.
Cara pembuatan :· Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati.
· Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.
· Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
· Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
· Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.
Perlu
diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah
berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau
hasil proses bakteri.
Cara Membuat Pupuk Hijau OrganikPupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses dengan bantuan bakteri.
Bahan dan Komposisi:200 kg hijauan daun atau sampah dapur.
10 kg dedak halus.
¼ kg gula pasir/gula merah.
¼ liter bakteri.
200 liter air atau secukupnya.
Cara Pembuatan:Hijauaun
daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi. Campurkan dedak halus atau
bekatul dengan hijau daun. Cairkan gula pasir atau gula merah dengan
air
Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir
atau gula merah. Aduk hingga rata. Cairan bakteri dan gula disiramkan
pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian
digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat. Dalam
waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
Cara Membuat Pupuk Cair OrganikBahan dan Alat:1
liter bakteri 5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan
menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet,
pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jati, bambu, dan
lain-lainnya) 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya 1 kg gula
pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air 30 kg
kotoran hewan Air secukupnya Ember/gentong/drum yang dapat ditutup
rapat
Cara Pembuatan:Kotoran hewan dan daun-daun
hijau dimasukkan ke dalam ember. Cairan gula dan terasi dimasukkan ke
dalam ember. Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum,
kemudian ditutup rapat. Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah
selesai dan drum sudah dapat dibuka. Saring dan masukkan ke dalam wadah
yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
Ampas sisa saringan
masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan
air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari
kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian
seterusnya.
Kegunaan:Mempercepat pengomposan dari 3-4
bulan menjadi 30-40 hari. Dapat digunakan langsung sebagai pupuk
semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah
kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak
dianjurkan. Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk
dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk
pestisida lainnya seperti tembakau.
Cara Membuat KomposKompos: adalah pupuk organik yang terbuat dari kotoran hewan dan diproses dengan bantuan bakteri.
Bahan dan Komposisi:100 kg arang sekam berambut
200 kg kotoran hewan
3-5 kg dedak atau bekatul
0,5 kg gula pasir atau gula merah yang dicairkan dengan air/tetes
0,5 liter bakteri
Air secukupnya
Cara Pembuatan:Arang
sekam, kotoran hewan, dedak, dan gula dicampur sampai rata dalam wadah
yang bersih dan teduh. Jangan terkena hujan dan sinar matahari secara
langsung. Campurkan bakteri ke dalam air kemudian siramkan campuran di
atas sambil diaduk sampai rata. Tutup dengan plastik atau daun-daunan.
Tiap dua hari sekali siram dengan air dan diaduk-aduk. Dalam 10
(sepuluh) hari kompos sudah jadi.
Cara Pembiakan BakteriUntuk
menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi
Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk
organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur
pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:
Bahan dan Komposisi:1 liter bakteri
3 kg bekatul (minimal)
¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
¼ kg terasi
5 liter air
Alat dan Sarana:Ember
Pengaduk
Panci pemasak air
Botol penyimpan
Saringan (dari kain atau kawat kasa)
Cara Pembiakan:Panaskan
5 liter air sampai mendidih. Masukkan terasi, bekatul dan tetes
tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk
hingga rata. Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin!
(karena kalau tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh
bakteri yang akan dibiakkan).
Masukkan bakteri dan aduk sampai rata.
Kemudian ditutup rapat selama 2 hari. Pada hari ketiga dan selanjutnya
tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit.
Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian
disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat
(agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara).
Selanjutnya,
botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk
cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan
diuraikan dibawah ini. Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk
membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan
menambahkan air matang dingin dan gula saja.
Pembuatan Pupuk Organik Cair (Ferinsa)
Pupuk ini merupakan pupuk organik cair hasil fermentasi atara urin sapi
dengan bahan empon-empon dan susu sapi serta bahan lain.
Penggunaan
pupuk cair organik ferinsa dapat menekan penggunaan pupuk kimia maupun
menguranginya 25% hingga 50 %. Disamping itu juga biaya usaha tani akan
menjadi lebih murah karena pembuatan pupuk organik cair tersebut cukup
sederhana dan murah. Pupuk ini bisa digunakan pada semua jenis tanaman
dan mampu memperbaiki unsur hara tanah.
Alat dan Bahan A. Alat- Ember
- Jerigen
- Saringan
- Parutan
- Pengaduk
- Panci
- Timbangan
B. Bahan1. Urine sapi/Kelinci : 1 liter
2. Susu Sapi : 50 cc
3. Laos : 20 gr
4. Kunir : 20 gr
5. Kencur : 20 gr
6. Tetes tebu : 50 cc
7. Bumbu masak : 20 gr
8. Kapur barus : 2,5 gr
9.
EM4 : 10 cc bio aktifator
10. Temu ireng : 20 gr
11. Air : 1 gelas
12. Terasi : 20 gr
C. Langkah kerja- Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
- Bahan-bahan tersebut diatas ditimbang sesuai jumlah diatas
- Laos, kunir, kencur, dan temu ireng di parut.
- Parutan diberi air 1 gelas, kemudian diperas dan diambil airnya
- Air hasil perasan didiamkan selama 15 menit
- Sambil menunggu pengendapan, maka langkah selanjutnya adalah
menghaluskan kapur barus.
-
Hasil perasan yang telah diendapkan diambil airnya, kemudian dicampur
dengan susu 50 cc dan EM4 10 cc, sambil diaduk. Masukkan terasi 20 gr
yang telah dihaluskan.
- Kemudian campurkan urine sapi 1 liter kedalam campuran tadi dan juga masukkan kapur barus, aduk hingga homogen.
- Hasil campuran bahan-bahan tersebut dimasukkan dalam jerigen sambil disaring.
- Tutup jerigen rapat-rapat.
- Simpan jerigen dalam kamar selama 15 hari dan usahakan tidak terkena sinar matahari.
- Setelah 15 hari, Ferinsa dapat digunakan dengan perbandingan 1 liter pupuk : 40 – 50 liter air.
PENGGEMUKAN SAPI DENGAN STRABIO
Starbio dapat dikulturkan kedalam jerami atau rumput kering. Strabio ini meningkatkan daya cerna pakan dari 40 % menjadi 50 %.
Caranya
Mikroba yang terkandung dalam star-bio diencerkan terlebih dahulu
dengan air bersih, bukan air PAM (Mengandung Kaporit). Hasil campuran
tersebut disiramkan pada tumpukan jerami secara merata lalu ditutup
dengan plastik selama 21 hari hingga terjadi fermentasi.
PENGGENDALIAN GYAS (URET)
Uret mempunyai 4 stadia yaitu telur, lundi (gayas), kepompong dan
kumbang. Kumbang meletakkan telur secara berkelompok, 17 – 35 telur
secara berkelompok pada tanah yang gembur bersampah. Stadium telur
berlangsung selama 11 - 13 hari. Lundi yang baru menetas berwarna putih
keruh dengan tiga pasang tungkai berwarna merah kecoklatan.
Lundi mulai dijumpai dilapangan sekitar Februari hingga September. Stadium lundi mencapai 8 bulan.
PENGENDALIAN URET
Untuk pengendalian hama ini dianjurkan dengan 3 jurus. Yaitu perawatan
tanaman sehingga sehat, menanam tanaman perangkap, dan menggunakan lampu
perangkap kumbang.
1. Perawatan tanaman secara baik.
Tanaman yang
sehat dan terawat dengan baik akan lebih tahan terhadap hama. Tanaman
sehat juga akan lebih cepat mengatasi kerusakan dengan mempercepat
proses penyembuhan. Tanaman sehat dapat diperoleh dengan cara budi daya
dan perawatan yang baik pula misalnya dengan melakukan pemupukan secara
berimbang dan sanitasi lahan selain itu untuk penggunaan pupuk kandang
dengan menggunakan pupuk kandang yang benar-benar matang.
2. Penanaman tanaman perangkap
Fungsi
tanaman perangkap tersebut adalah untuk menarik larva uret. Misalnya
dengan membenamkan singkong disela-sela tanaman utama. Tanaman perangkap
ini digali secara rutin setiap minggu untuk mencari uret yang
mengerubunginya. Setelah itu larva bisa diambil dan dapat digunakan
untuk makanan ayam.
3. Memasang lampu perangkap kumbang.
Pengendalian
dengan lampu tersebut adalah untuk memanfaatkan sifat kumbang yang
memang tertarik dengan akan cahaya lampu. Alat yang digunakan sangat
sederhana terbuat dari plastik yang berbentuk corong (kerucut terbalik)
dengan rangka bambu diatasnya dipasangi lampu. Lampu diletakkan dilahan.
Pemasangan lampu tersebut paling baik adalah bulan Oktober – Februari.
Hal ini dilakukan untuk memotong siklus hama
cak