Pestisida adalah bahan untuk menolak atau membasmi organisme pengganggu. Asal katanya adalah Pest (hama) dan cide (pembasmi).
Sesuai sasarannya, pestisida dapat berupa :
Insektisida : pembasmi serangga
Fungisida = pembasmi jamur
Rodentisida = pembasmi hewan pengerat
Herbisida = pembasmi gulma
Akarisida + pembasmi tungau
Dan Bakterisida = pembasmi bakteri.
Adapun bahan pembuatan pestida terdiri dari 2 jenis, yakni bahan aktif dan bahan ramuan. Bahan aktif (active ingredient) adalah bahan utama dari pestisida tersebut, sedangkan bahan ramuan (inner ingredient) adalah bahan tambahan , seperti bahan pewarna, perekat, dan aroma.
Dalam setiap kemasan produk pestisida, terdapat kode yang tertera. Kode-kode tersebut menunjukkan bentuk dan cara menggunakan pestisida tersebut. Penting untuk mengetahui kode-kode pestisida agar daya fungsinya menjadi maksimal.
Berikut di bawah ini beberapa kode dari pestisida, dan fungsinya. Angka didepan hurup menunjukkan jumlah % bahan aktif dalam produk.
1.Aerosol (A)
Formulasi terdiri dari campuran bahan aktif berkadar rendah dengan zat pelarut yang mudah menguap (minyak) kemudian dimasukkan ke dalam kaleng yang diberi tekanan gas propelan
Contoh: Insektisida Baygon, Raid, HIT
2.Dust ( D) : Debu, Tepung Hembus
Berbentuk tepung halus yang kering. Penggunaannya dengan menggunakan alat khusus Duster. Fungsinya untuk mengendalikan hama gudang.
Contoh : Insektisida Silosan 2D
3.Emulsifiable Concentrate ( EC): Cairan Pekat
Berbentuk cairan pekat yang penggunaannya ditambahkan air.Hasilnya disebut dengan emulsi. Penggunaannya dengan alat semprot.
• Contoh: Insektisida Agrimec 18 EC, Decis 2,5 EC, Fungisida Afugan 300 EC
Akarisida Meothrin 50 EC
• Contoh: Insektisida Agrimec 18 EC, Decis 2,5 EC, Fungisida Afugan 300 EC
Akarisida Meothrin 50 EC
4.Granula, granule (G)
Berbentuk butiran padat, penggunaan dengan cara ditaburkan atau dibenamkan dekat akar.
Contoh : Insektisida Furadan 3G, Basamid 3G
5.Poisonous Bait (B) : Umpan beracun
• Formulasi terdiri dari bahan aktif pestisida dicampur dengan bahan lainnya yang disukai oleh jasad pengganggu
Contoh : Rodentisia Klerat, Ramortal 12 B
• Formulasi terdiri dari bahan aktif pestisida dicampur dengan bahan lainnya yang disukai oleh jasad pengganggu
Contoh : Rodentisia Klerat, Ramortal 12 B
6. Powder Concentrate
• Formulasi berbentuk tepung biasanya tergolong Rodentisida
• Penggunaannya dicampur dengan umpan dan dipasang di luar rumah
Contoh : Rodentisida Racumin, Diphacin dan Silmurin
• Formulasi berbentuk tepung biasanya tergolong Rodentisida
• Penggunaannya dicampur dengan umpan dan dipasang di luar rumah
Contoh : Rodentisida Racumin, Diphacin dan Silmurin
7. Ready Mix Bait (RMB)
• Formulasi ini berbentuk blok besar dengan bobot 300 gr dan blok kecil dengan bobot 10-20 gr serta pelet
• Kandungan bahan aktifnya rendah 0,0003 – 0,005 %. Berupa umpan beracun siap pakai untuk tikus.
Contoh : Rodentisida Klerat RMB
• Formulasi ini berbentuk blok besar dengan bobot 300 gr dan blok kecil dengan bobot 10-20 gr serta pelet
• Kandungan bahan aktifnya rendah 0,0003 – 0,005 %. Berupa umpan beracun siap pakai untuk tikus.
Contoh : Rodentisida Klerat RMB
8.Salt concentrate (SC) : Garam Konsentrat
Dibuat dari bahan aktif turunan (derifatif) garam dengan air. Contohnya 2,4 D adalah bahan aktif herbisida yang sukar larut dalam air, dengan mereaksikan 2,4 D dengan bahan garam dapat dibuat menjadi sangat larut. Bersifat cepat larut dan menyebar merata dalam air, sehingga tidak perlu diaduk terus menerus selama pemakaian.
Dibuat dari bahan aktif turunan (derifatif) garam dengan air. Contohnya 2,4 D adalah bahan aktif herbisida yang sukar larut dalam air, dengan mereaksikan 2,4 D dengan bahan garam dapat dibuat menjadi sangat larut. Bersifat cepat larut dan menyebar merata dalam air, sehingga tidak perlu diaduk terus menerus selama pemakaian.
9.Seed Treatment (ST)
• Formulasi berbentuk tepung
• Penggunaannya dicampur sedikit air sehinga terbentuk suatu pasta
Contoh: Insektisida Larvin 250 ST, Marshal 25 ST
• Formulasi berbentuk tepung
• Penggunaannya dicampur sedikit air sehinga terbentuk suatu pasta
Contoh: Insektisida Larvin 250 ST, Marshal 25 ST
10.Solution (S)
• Formulasi pestisida dalam pelarut organik
• Tanpa dicampur dengan bahan lain
• Formulasi ini tidak banyak
Contoh: Herbisida purna tumbuh Gramaxon S
• Formulasi pestisida dalam pelarut organik
• Tanpa dicampur dengan bahan lain
• Formulasi ini tidak banyak
Contoh: Herbisida purna tumbuh Gramaxon S
11.Water-Soluble Powder (SP): Tepung yang larut dalam air
Bentuk tepung larut dalam air tanpa endapan dan penggunaannya dengan alat semprot
Contoh: Insektisida Dicarzol 25 SP, Herbisida Target 25 SP
12. Ultra Low Volume (ULV)
• Bentuk murninya cairan atau padat yang larut dalam solvent minimum (konsentrasi tinggi)
• Penggunaannya dengan cara mengaplikasikannya langsung tanpa penanambahan air. Pestisida jenis ini cocok digunakan pada daerah sulit air. Contoh: Insektisida Sumialpha 10 ULV
• Bentuk murninya cairan atau padat yang larut dalam solvent minimum (konsentrasi tinggi)
• Penggunaannya dengan cara mengaplikasikannya langsung tanpa penanambahan air. Pestisida jenis ini cocok digunakan pada daerah sulit air. Contoh: Insektisida Sumialpha 10 ULV
13.Wettable Powder (WP): Tepung yang dapat disuspensikan dalam air
• Berbentuk tepung kering agak pekat, dan penggunaannya dengan alat semprot. Hasil campuran tepung ini dengan air disebut dengan suspensi.
• Berbentuk tepung kering agak pekat, dan penggunaannya dengan alat semprot. Hasil campuran tepung ini dengan air disebut dengan suspensi.
Contoh :
Insektisida Confidor 5 WP, Garvox 20 WP
Fungisida Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP
Herbisida Gesapax 80 WP, Gesaprim 80 WP
Akarisida Morestan 25 WP
Insektisida Confidor 5 WP, Garvox 20 WP
Fungisida Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP
Herbisida Gesapax 80 WP, Gesaprim 80 WP
Akarisida Morestan 25 WP
Bakterisida Agrept 20 WP, Agrimycin 15 WP=3